CHIEF Executive Officer (CEO) Danantara Rosan Roeslani membeberkan obligasi Patriot Bond telah ludes terjual sesuai sasaran hingga Rp 50 triliun. Ia menyebut biaya ini bakal digunakan untuk membiayai proyek waste to energy alias pengelolaan sampah menjadi daya nan sejalan dengan sasaran net zero emission 2060 mendatang.
Rosan menyebut proses tender untuk pengelolaan sampah menjadi daya itu bakal mulai pada akhir Oktober mendatang. “Patriot Bond alhamdulillah sesuai dengan sasaran sebesar Rp 50 triliun dan biaya itu bakal kami gunakan untuk waste to energy,” kata Rosan di Kantor Kementerian Investasi alias Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Jakarta pada Rabu, 1 Oktober 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Meski sudah mempunyai skema upaya penggunaan dana, Rosan enggan mengungkap pihak pembeli obligasi Patriot Bond. Ia hanya menegaskan biaya telah terkumpul dan pemerintah bisa mulai menggarap teknologi pengelolaan sampah untuk mencapai sasaran net zero emission pada 2060.
Sebelumnya, Danantara Indonesia menggelar rapat koordinasi proyek waste to energy pada Selasa, 30 Oktober 2025. Mengutip siaran pers Danantara, setiap akomodasi pengolahan sampah berkapasitas 1.000 ton per hari dan bisa menghasilkan sekitar 15 megawatt listrik, daya tersebut cukup untuk memasok 20.000 rumah tangga.
Pembangkit listrik tenaga sampah ini sejalan dengan program daya baru terbarukan nan tengah digalakkan pemerintah. Rosan menekankan bahwa langkah ini sejalan dengan semakin masifnya pemanfaatan sumber daya baru terbarukan.
Menurut dia, proyek waste to energy ini bakal membawa berita baik bagi pemerintah wilayah lantaran tidak ada lagi tanggungjawab tipping fee untuk pengelolaan sampah. “Karena sistem ini sepenuhnya ditanggung oleh Perusahaan Listrik Negara dengan subsidi dari pemerintah pusat. Ini meringankan anggaran wilayah sekaligus memperkuat keberlanjutan proyek,” kata Rosan.