PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk alias BRI melaporkan realisasi penyaluran angsuran dari biaya pemerintah nan ditempatkan di bank tersebut. Direktur Utama BRI Hery Gunardi menyatakan bahwa seluruh biaya sudah disalurkan ke empat segmen kredit.
Herry merinci biaya pemerintah itu disalurkan untuk segmen mikro sebesar Rp 28,08 triliun, sedangkan untuk korporasi mencapai Rp 11,07 triliun. Lalu untuk segmen komersial sebesar Rp 10,13 triliun dan pembiayaan konsumer Rp 6,58 triliun rupiah.
“Jadi pada tanggal 16 Oktober 2025 nan lampau biaya tersebut telah dialokasikan penuh, sudah disalurkan ya, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembiayaan ke sektor produktif,” ucap Herry dalam konvensi pers laporan keahlian finansial BRI triwulan III tahun 2025 lewat Zoom Meeting, Kamis, 30 Oktober 2025.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa meletakkan duit pemerintah Rp 200 triliun di lima bank personil Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Bank-bank tersebut adalah BRI, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Syariah Indonesia (BSI).
Jumlahnya diatur berasas ukuran bank. Di BRI, BNI, dan Bank Mandiri pemerintah menyimpan masing-masing Rp 55 triliun. Lalu di BTN disimpan Rp 25 triliun, dan BSI sebesar Rp 10 triliun.
Sebelumnya Purbaya sempat meminta perbankan nan menerima penempatan biaya Rp 200 triliun agar tidak diberikan ke konglomerat. Pernyataan Purbaya ini merespons pertanyaan dari ahli ekonomi senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didin Damanhuri dalam aktivitas Sarasehan 100 Ekonom Indonesia.
Dalam aktivitas itu, Didin bertanya ke Purbaya mengenai golongan upaya nan menerima alokasi biaya tersebut. “Apakah koperasi desa sebagian besar alias golongan upaya besar? Kalau alokasi Rp 200 triliun untuk golongan upaya besar memang bisa mendekati pertumbuhan tinggi. (Tapi) semakin bisa memperburuk ketimpangan nan sudah jelek sekarang ini,” kata Didin di Menara Bank Mega, Selasa, 28 Oktober 2025.
Menjawab pertanyaan itu, Purbaya menyatakan telah memberikan sejumlah permintaan kepada perbankan. “Sebetulnya saya minta ke perbankan nan terima biaya itu, ‘jangan Anda kasih ke konglomerat’ dan nggak boleh beli dolar lantaran jika nggak, rupiahnya bakal melemah,” ucap Purbaya.
2 hari yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·