Jakarta, CNN Indonesia --
Dua pendaki Deden Yudi (42) dan anaknya Zaizafan Dhiya menjadi sorotan usai lenyap di jalur pendakian Gunung Bukittunggul, Lembah Tengkorak, Lembang, Kabupaten Bandung.
Menurut petugas di basecamp Lembah Tengkorak, Kang John, dua orang itu mendaftar pendakian pada Rabu (15/10) dengan maksud pulang-pergi alias satu hari pendakian.
Namun, hingga hari berganti family dan petugas lenyap kontak dengan ayah dan anak itu. Tim penyelamat dan petugas bekerja sama untuk menemukan Deden dan Zaizaifan. Hingga akhirnya, mereka sukses ditemukan pada Jumat siang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut fakta-fakta ayan dan anak nan lenyap di Lembah Tengkorak hingga sukses ditemukan
Sempat terlihat di pos 2
Berdasarkan info nan dikumpulkan dari lapangan, salah satu penduduk memandang Deden dan Zaizafan di Pos 2 jalur Gunung Bukittunggul.
Namun, ayah dan anak ini diketahui tak melanjutkan pendakian ke puncak dan memilih turun kembali melalui jalur tak resmi. Setelah itu, jejak mereka tidak diketahui lagi.
Sempat ada masalah keluarga
Kang John mengatakan, berasas keterangan keluarga, Deden dan anaknya tengah menghadapi persoalan family sebelum melakukan pendakian.
"Informasinya, Pak Deden ini sudah lama berpisah dengan ibu dari Zaizafan. Jadi, sebelum berangkat, mereka memang sempat ada masalah keluarga," kata dia.
Tim campuran dikerahkan
Menanggapi berita Deden dan anaknya nan hilang, tim campuran dari Basarnas, TNI, Polri, serta relawan lokal bergegas melakukan pencarian di area Gunung Bukittunggul dan Lembah Tengkorak.
Kepala Kantor SAR Bandung, Ade Dian Permana, mengatakan tim rescue dikerahkan sejak Kamis malam untuk melakukan operasi pencarian.
Metode pencarian menggunakan pola hasty search nan berfaedah pemeriksaan sigap di area nan diduga kuat jadi letak keberadaan korban dengan konsentrasi temuan awal seperti jejak kaki, peralatan tertinggal, alias tanda-tanda aktivitas manusia.
Tim Basecamp Lembah Tengkorak juga sempat ikut turun tangan dengan melakukan pencarian di jalur pendakian utama. Namun, mereka tak menemukan tanda-tanda ayah dan anak itu.
Pengakuan Deden
Usai ditemukan, Deden mengaku baru kali pertama mendaki Gunung Bukittunggul dan tak ada niat camping.
"Saya baru pertama kali ini. Enggak niat camping, hanya hiking aja," kata dia saat ditemui CNN Indonesia di Lembah Tengkorak.
Dia mengatakan berangkat mendaki pagi hari dan sukses mencapai puncak saat sore. Ketika hendak turun, di tengah perjalanan, Deden mengaku kebingungan sementara hari kian gelap.
Ia sadar tersesat di tengah rimba dan jalur nan dilewati tak sama dengan saat mendaki.
Logistik tak cukup
Karena niat awal hiking, Deden tak membawa perbekalan nan cukup untuk camping apalagi stok logistik sampai dua hari.
Dia dan anaknya terpaksa melewati malam hanya dengan busana nan melekat di badan.
Terinspirasi YouTube
Situasi terbatas itu membikin Deden terkenang langkah memperkuat hidup nan pernah ditonton di YouTube. Hal pertama nan dilakukan adalah memastikan air untuk diminum.
"Saya juga enggak bawa tenda. Ya, saya intinya jangan sampai kehausan sama anak saya. Untuk makan, kebetulan saya pernah belajar dari YouTube (untuk memperkuat hidup)," katanya.
Deden sukses melewati malam tanpa gangguan berarti. Keesokan harinya, tim SAR campuran sukses menemukan Deden di lembah Gunung Pasanggrahan, cukup jauh dari gunung Bukittunggul.
[Gambas:Video CNN]
(nsa/agt)