Kenapa Koperasi Desa Merah Putih Diyakini Bisa Tekan Inflasi Daerah

Sedang Trending 2 jam yang lalu

MENTERI Koperasi Ferry Juliantono percaya Koperasi Desa Merah Putih bisa menstabilkan inflasi nasional melalui penguatan ekonomi desa. Oleh karena itu, kementeriannya mempercepat pembangunan bentuk dari koperasi ini seperti mendirikan sarana gerai, gudang, serta gedung pendukung untuk bisa beroperasi.

Ferry menyebut percepatan pembangunan bentuk dari Koperasi Desa Merah Putih telah ditetapkan dalam Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2025. “Presiden menargetkan seluruh pembangunan bentuk selesai pada Maret tahun depan. Setiap hari kami kudu inventarisasi minimal 1.000 info tanah untuk mempercepat pembangunannya,” ujarnya melalui keterangan tertulis pada Senin, 27 Oktober 2025.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Ferry mengatakan hingga Oktober 2025, sebanyak 82.223 unit Koperasi Desa Merah Putih telah mempunyai badan norma dengan anggotanya berjumlah 1,12 juta orang. Dari 82 ribu unit koperasi, sekitar 68 ribu koperasi telah mempunyai akun Sistem Informasi manajemen Koperasi Desa dan 18 ribu di antaranya aktif memperbarui info mengenai status kepemilikan gerai nan beroperasi.

Ia optimistis Koperasi Desa Merah Putih bakal menjadi saluran baru untuk pemerintah dalam mengupayakan stabilisasi nilai pangan dan inflasi. Hal ini lantaran koperasi itu dapat menjadi lembaga ekonomi akar rumput dalam mendistribusikan program-program pemerintah, semisal penyaluran support sosial ataupun subsidi ke masyarakat.

“Ketika operasional koperasi ini berjalan, proses monitoring terhadap inflasi bakal lebih perincian dan komplet. Pemerintah bisa langsung mengendalikan inflasi lewat koperasi desa,” kata Ferry.

Setali tiga uang, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menjelaskan peran Koperasi Desa Merah Putih untuk pengendalian inflasi daerah. Ia menilai, koperasi ini dapat mengatasi tingginya nilai pangan nan beredar di tengah-tengah masyarakat. “Kuncinya adalah koperasi desa,” ucap Tito.

Terkait dengan inflasi, pemerintah menetapkan tingkat inflasi secara tahunan sebesar 2,5 persen plus minus 1 persen. Adapun hingga periode September 2025, tercatat besaran inflasi sebesar 2,65 persen. “Kalau saja Koperasi Desa Merah Putih melangkah di semua daerah, ekonomi lokal bakal bergerak dan inflasi bisa lebih stabil,” kata Tito.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES) Suroto mengkhawatirkan keberlanjutan Koperasi Desa Merah Putih lantaran dibentuk menggunakan pendekatan sentralistik. Menurut Suroto, intervensi pemerintah nan terlalu tinggi membikin masyarakat tidak memahami tujuan dan sistem upaya koperasi. 

Alih-alih jadi solusi atas kebutuhan riil masyarakat, Suroto menyebut Koperasi Desa Merah Putih terbentuk hanya lantaran ada kucuran biaya dari pemerintah. “Koperasi itu kudu ditumbuhkan prakarsanya oleh masyarakat sendiri,” kata Suroto kepada Tempo pada Senin, 9 Juni 2025.

Suroto juga menyoroti pendirian Koperasi Desa Merah Putih nan melalui musyawarah desa. Proses ini, kata dia, menyalahi aturan. Alasannya, koperasi adalah badan norma privat bukan entitas publik seperti pemerintah. Proses tersebut berisiko membikin koperasi berubah menjadi lembaga birokrasi dan bakal menghilangkan kapabilitas kewirausahaan untuk melayani masyarakat. 

Ia menilai kesalahan ini bisa berakibat terhadap sesat pikir masyarakat soal pemahaman koperasi di Indonesia. “Ini bakal membikin koperasi lemah dan selalu menanti petunjuk dari atas,” ujar Suroto.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis