KEMENTERIAN Perhubungan menargetkan Indonesia bisa menerapkan 1 persen penggunaan minyak jelantah pada bahan bakar avtur untuk menghindari pajak karbon penerbangan internasional. “Kalau tidak menggunakan sampah, maka dia terkena penalti,” kata Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan Sokhib Al Rohman, di Jakarta, Kamis, 23 Oktober 2025.
Sokhib menjelaskan salah satu negara nan menerapkan pajak karbon penerbangan adalah Belanda. Ia mengatakan mulai tahun depan Belanda bakal menerapkan penalti sebesar EUR 190 per penumpang terhadap pesawat nan tidak menggunakan bahan bakar ramah lingkungan alias Sustainable Aviation Fuel (SAF).
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Ia menargetkan Indonesia menerapkan bahan baku minyak jelantah pada avtur alias bioavtur pada 2027. “Paling tidak sudah kudu menerapkan 1 persen sampah, kita sudah sepakat,” kata dia.
Kendati demikian, Sokhib mengatakan, hingga saat ini maskapai penerbangan internasional belum merencanakan persentase campuran minyak jelantah pada avtur. Ia berambisi Indonesia bisa meningkatkan campuran minyak jelantah menjadi 30 persen pada 2060.
Sokhib menyatakan Pertamina sedang mengembangkan penggunaan bioavtur menggunakan minyak jelantah. Ia mengatakan pada minggu lampau Pertamina bisa memproduksi avtur nan mengandung campuran minyak jelantah sekitar 1 persen.
Selain dipergunakan untuk kebutuhan maskapai dalam negeri, Sokhib menyatakan ada kesempatan perdagangan avtur campuran minyak jelantah. Menurut dia, Indonesia berkesempatan mengekspor bahan bakar campuran minyak jelantah 1 persen.
Sokhib menjelaskan tidak semua negara menerapkan bahan bakar ramah lingkungan untuk pesawat. Misalnya Uni Emirat Arab dan Amerika nan memilih menganut penggunaan bahan bakar rendah emisi karbon (LCEF). “Jadi avturnya tetap, tapi campuran alias hasil karbonnya dikurangi,” kata dia.
Menurut dia, pilihan itu disebabkan lantaran negara di Timur Tengah cemas produksi minyak bumi tidak laku jika pesawat menggunakan bahan bakar alternatif.
12 jam yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·