Pengguna Minta Bandara Husein Sastranegara Dibuka Lagi untuk Penerbangan Antarpulau

Sedang Trending 5 jam yang lalu

KETUA Asosiasi Pengguna Jasa Angkutan Udara Indonesia (APJAPI) Alvin Lie meminta pemerintah mempertimbangkan kembali pembukaan Bandara Husein Sastranegara Bandung untuk penerbangan komersial lintas pulau. Ia menilai penutupan airport tersebut dan pemindahan seluruh jasa penerbangan ke Bandara Internasional Kertajati, Majalengka, tidak sepenuhnya efektif.

“Daripada Jawa Barat tidak mendapatkan apa-apa, sebaiknya jasa penerbangan di Bandara Husein dijalankan dulu saja. Kertajati tetap bisa melangkah lantaran sudah ada rencana pengembangan area industri di sana,” kata Alvin, Senin, 20 Oktober 2025.

Menurut Alvin, aspek jarak dan kondisi prasarana pendukung di sekitar Kertajati membikin airport tersebut kurang praktis bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Ia menilai kebutuhan penduduk Bandung terhadap penerbangan komersial tidak boleh dikorbankan demi menghidupkan Kertajati.

Dia mengatakan, meskipun kapabilitas Bandara Husein terbatas, permintaan masyarakat tetap tinggi dan layak dilayani. “Kalau memang ada kebutuhan dan maskapai mau melayani, layani saja dulu daripada tidak dapat sama sekali,” katanya.

Alvin mengatakan saat ini masyarakat belum menjadikan Bandara Kertajati sebagai pilihan utama. Dia menyoroti belum siapnya ekosistem di sekitar Kertajati seperti jarak nan jauh dari kota besar, keterbatasan akomodasi seperti hotel dan restoran, serta akses transportasi nan belum optimal membikin airport tersebut kurang efisien.

"Bukan lantaran kurang menarik, tapi realitanya memang seperti itu,” ucapnya. Bahkan penduduk Cirebon pun tetap menganggap Kertajati kurang praktis,” kata Alvin.

Karena itu, dia mendorong agar strategi pemasaran dan segmentasi pasar Kertajati dipikirkan ulang. Menurut dia, pengembangan airport tersebut sebaiknya diarahkan untuk jangka panjang.

Sebab, dia melanjutkan, lebutuhan transportasi udara di sekitar Majalengka dan kabupaten sekitarnya tetap rendah, baik untuk penumpang maupun kargo.

Alvin juga menilai skala pembangunan Kertajati nan terlalu besar menjadi beban tersendiri dan tidak sebanding dengan jumlah penerbangan dan penumpangnya. Ia menambahkan, banyak proyek airport di Indonesia nan dibangun bukan berasas kebutuhan riil, melainkan demi kepentingan politik dan pencitraan. Kasus ini salah satunya terjadi saat Bandara Kertajadi dipaksakan beroperasi.

“Saya sangat menyayangkan perihal itu. Bandara semestinya dibangun berasas kebutuhan masyarakat, bukan demi argumen politis,” kata dia.

Bandara Husein Sastranegara di Bandung saat ini hanya melayani penerbangan komersial untuk rute antar-kota di Pulau Jawa. Layanan ini dioperasikan oleh maskapai Susi Air nan menggunakan pesawat baling-baling.

Sejak Juli 2025, Susi Air membuka rute Bandung–Yogyakarta melalui Bandara Adi Sucipto. Sebelumnya, maskapai ini sudah mengoperasikan penerbangan Jakarta (Halim)–Bandung–Pangandaran.

Adapun Bandara Kertajati resmi beraksi melayani penerbangan domestik dan internasional pada 29 Oktober 2023. Layanan penerbangan di Bandara Kertajati itu merupakan pengambilalihan dari jasa di Bandara Husein Sastranegara.

Budi Karya Sumadi nan menjabat Menteri Perhubungan saat itu mengatakan, latar belakang pengalihan penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati di antaranya untuk meningkatkan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan. Pemindahan jasa juga bermaksud agar pesawat besar dari luar negeri baik dari Asia, Eropa, dan negara lainnya bisa mendarat di Jawa Barat.

"Kita butuh runway nan lebih panjang dari Bandara Husein, agar pesawat besar seperti Boeing 777 bisa mendarat di Jawa Barat. Maka itu penerbangan kita pindah ke Bandara Kertajati," ujar Budi.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis