Polda Sumut soal Ketua DPD NasDem Sumut: Hanya Pengecekan, Minta Maaf

Sedang Trending 3 jam yang lalu

Medan, CNN Indonesia --

Polda Sumatera Utara (Sumut) menepis berita Ketua DPD NasDem Sumut, Iskandar ST jadi korban salah tangkap polisi di pesawat Garuda Indonesia.

Polda Sumut menegaskan tindakan Polrestabes Medan nan berkoordinasi dengan otoritas airport Kualanamu adalah hanya sebatas pengecekan identitas.

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan, menjelaskan bahwa peristiwa tersebut berasal saat personel Polrestabes Medan tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus scamming dan gambling online.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan info nan diterima, tambahnya, terdapat nama seorang terduga pelaku berjulukan Iskandar nan diduga terlibat dalam kasus tersebut dan terdeteksi berada di Bandara Kualanamu.

Setelah dilakukan pengecekan, kata Ferry, personel mendapati nama Iskandar dalam daftar manifes penumpang pesawat terkait.

"Mengingat kasus gambling online ini memerlukan kecepatan dalam proses penyelidikan, personel langsung berkoordinasi dengan pihak airport untuk melakukan pemeriksaan," ujar Kombes Ferry, Jumat (17/10).

Petugas kemudian melakukan pemeriksaan identitas dan kecocokannya alias profiling. Namun, sambungnya, dari  hasil pengecekan menunjukkan bahwa nama Iskandar tersebut rupanya merupakan Ketua Partai NasDem Sumut, bukan terduga pelaku scamming dan gambling online nan tengah diburu.

"Dalam perihal ini memang terjadi kesamaan nama. Setelah dilakukan pendalaman, dipastikan Ketua NasDem Sumut itu tidak terlibat dalam kasus gambling online," jelasnya.

Ferry menegaskan, tindakan nan dilakukan personel tersebut bukan merupakan penangkapan, melainkan pengecekan identitas untuk memastikan kesesuaian data.

"Personel hanya melakukan pengecekan untuk memastikan apakah nama Iskandar nan diduga terlibat kasus scamming dan gambling online itu sama dengan Iskandar nan berada di dalam pesawat. Setelah dicocokkan, rupanya bukan orang nan sama," ujar Ferry.

Polda minta maaf

Lebih lanjut, Ferry menyampaikan permohonan maaf dari pihak kepolisian atas ketidaknyamanan nan mungkin timbul akibat peristiwa tersebut.

"Kami dari pihak kepolisian meminta maaf andaikan terdapat ketidaknyamanan alias ketersinggungan dari nan berkepentingan (Iskandar) maupun pihak lain. Kami minta maaf atas kejadian ini,"katanya.

Sebelumnya, Iskandar yang juga Ketua DPD Partai NasDem Sumut mengaku merasa dipermalukan setelah menjadi korban salah tangkap nan dilakukan abdi negara Polrestabes Medan, petugas Avsec dan kru pesawat di dalam pesawat Garuda Indonesia lantaran dituduh sebagai tersangka kasus gambling online.

Iskandar menceritakan peristiwa itu terjadi pada Rabu (15/10/2025) sekitar pukul 19.25 WIB. Saat itu dirinya menumpang pesawat nomor penerbangan GA 193 rute Bandara Kualanamu - Soekarno Hatta sebelum pesawat lepas landas.

"Saya sudah masuk dalam pesawat. Sudah duduk dan pesawat siap siap mau terbang. Tiba tiba masuk lima orang. Avsec, kru pesawat Garuda dan polisi berpakaian preman," paparnya.

Petugas tersebut memaksa Iskandar untuk turun dari pesawat. Petugas itu menyebut ada surat penangkapan atas nama Iskandar mengenai dugaan kasus gambling online dan ITE. Surat penangkapan itu sendiri ditandatangani oleh Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Bayu Putro Wijayanto.

"Jadi mereka memaksa saya turun. Saya tanya apa masalahnya. Alasannya ada penangkapan. Saya dibawa ke Galbarata. Di sana sudah ada polisi berpakaian preman. Dan mereka ada surat penangkapan atas nama Iskandar. Di surat itu saya baca ditangkap atas kasus gambling online dan ITE. Saya tanya, ini Iskandar nan mana kalian tangkap," ucap Iskandar.

Belakangan Iskandar menduga ada pihak kepolisian nan mengenal dirinya dan kemudian menyadari bahwa mereka salah orang. Kemudian satu persatu petugas nan menangkapnya tadi meninggalkannya.

"Pesawat mau tutup pintunya, saya gak ngasi. Saya bilang jangan tutup dulu. Kemudian dari jauh ada nan teriak 'salah, salah'. Saya duga itu polisi juga. Tapi setelah saya tanya, nan mendampingi Avsec tadi malah tidak mengaku polisi. Mereka semua pakai baju preman, satu-satu pergi," ungkapnya.

Iskandar menyebut tindakan polisi, petugas Avsec dan kru pesawat tu telah mempermalukan dirinya di depan publik dan melanggar prosedur hukum. Ia menegaskan bakal melaporkan peristiwa itu ke Propam Polda Sumut, Komisi III DPR RI, Kapolri dan Komnas HAM.

"Saya merasa dipermalukan, saya merasa nilai diri saya diinjak injak. Saya merasa terteror. Ini pelanggaran HAM, penangkapan sewenang-wenang. Masak polisi salah tangkap, padahal mereka penegak hukum," kata dia.

(fnr/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional