PP Presisi Cetak Laba Rp 194,4 Miliar di Kuartal III 2025

Sedang Trending 2 hari yang lalu

PT Pembangunan Perumahan Presisi Tbk mencetak laba Rp 194,4 miliar pada kuartal III 2025. Jumlah itu meningkat dari untung Rp 100,2 miliar pada periode nan sama tahun lalu.

Berdasarkan laporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia, Rabu, 22 Oktober 2025, PP Presisi membukukan pendapatan Rp 2,7 triliun sepanjang Januari-September 2025. Pendapatan ini berasal dari bangunan Rp 2,5 triliun, sewa Rp 49,2 miliar, ready mix Rp 6 miliar, dan mining Rp 191,1 miliar.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Hingga 30 September 2025, PP Presisi mempunyai total aset Rp 7,9 triliun. Jumlah ini meningkat dari total aset Rp 7,6 triliun pada Desember 2024. Sementara itu, ekuitas PP Presisi tercatat sebesar Rp 3,6 triliun dan liabilitas Rp 4,2 triliun.

Sepanjang semester I 2025, emiten berkode PPRE ini mencatatkan perolehan perjanjian baru sebesar Rp 3,2 triliun. Nilai itu meningkat 60 persen dari kontak pada periode nan sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama PPRE Rizki Dianugrah mengatakan perseroannya terus mendorong pendapatan dengan strategi nan adaptif sekaligus konsentrasi pada efisiensi operasional.

“Di tengah dinamika industri nan terus berkembang, PPRE berkomitmen untuk menghadirkan solusi inovatif dan menciptakan nilai tambah berkepanjangan bagi para pemangku kepentingan. Kami optimistis terhadap prospek sektor pertambangan ke depan,” ujar Rizki dalam keterbukaan info di Bursa Efek Indonesia, Senin, 11 Agustus 2025.

Kontrak baru PPRE tersebut didominasi oleh segmen jasa pertambangan dan bangunan dengan kontribusi sebesar 89,58 persen. Rizki mengatakan perseroan juga menjajaki kesempatan kemitraan strategis guna memperluas cakupan bisnis, khususnya di sektor pertambangan.

Sejalan dengan pertumbuhan perjanjian baru, Rizki menambahkan, keahlian finansial PPRE juga menunjukkan tren positif. Berdasarkan laporan finansial triwulan II alias semester I 2025, PPRE membukukan pendapatan sebesar Rp 1,6 triliun. Pendapatan ini ditopang segmen pertambangan dan bangunan sebesar 97,6 persen.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis