Purbaya akan Realokasi Anggaran Jika Tak Terserap Optimal

Sedang Trending 7 jam yang lalu

MENTERI Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memberikan tenggat hingga akhir Oktober 2025 kepada kementerian alias lembaga untuk memperbaiki serapan anggaran. Pasalnya, penyerapan anggaran sejumlah K/L tercatat tetap di bawah 50 persen hingga akhir September 2025.

Purbaya mengatakan K/L tetap mempunyai waktu 16 hari untuk mempersiapkan penyerapan anggaran sampai akhir tahun. “Kalau nggak kelak akhir Oktober saya bakal mulai sisir ya. Kami bakal mulai realokasi ke tempat nan lain jika mereka nggak bisa belanja,” kata Purbaya dalam konvensi pers APBN Kita di instansi Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 14 Oktober 2025.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Kementerian Keuangan mencatat di antara 15 K/L dengan anggaran besar, ada tiga nan penyerapannya tetap di bawah 50 persen. Tiga kementerian alias lembaga itu adalah Badan Gizi Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian Pertanian.

Penyerapan anggaran BGN per akhir September tercatat sebesar Rp 19,7 triliun alias setara 16,9 persen dari outlook sebesar Rp 116,6 triliun. Kemudian, Kementerian Pekerjaan Umum baru menyerap anggaran sebesar Rp 41,3 triliun alias setara 48,2 persen dari outlook Rp 85,7 triliun. Sementara itu, Kementerian Pertanian baru menyerap Rp 9 triliun alias setara 32,8 persen dari outlook Rp 27,3 triliun.

Dalam kesempatan nan sama, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan bahwa pemerintah tetap kudu membelanjakan Rp 1.292,7 triliun sampai akhir tahun alias dalam tiga bulan ke depan. Sampai dengan akhir September 2025, shopping pemerintah pusat telah mencapai Rp 1.589,9 triliun alias setara 59,7 persen dari outlook sebesar Rp 2.663,4 triliun.

Adapun realisasi shopping pemerintah pusat terdiri dari shopping K/L sebesar Rp 800,9 triliun alias setara 62,8 persen dari outlook Rp Rp 1.275,6 triliun. Kemudian realisasi shopping non K/L tercatat sebesar Rp 789 triliun alias setara 56,8 persen dari outlook Rp 1.387,8 triliun.

“Di tiga bulan terakhir, kami memandang perlunya percepatan shopping Rp 1.292,7 triliun selama tiga bulan ke depan untuk mencapai outlook,” kata Suahasil. Menurut dia, percepatan shopping krusial untuk menjaga daya beli masyarakat, menjaga kesejahteraan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis