Kemenkeu Ungkap LPDP Alami Defisit

Sedang Trending 6 jam yang lalu

KEMENTERIAN Keuangan (Kemenkeu) melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) mengungkapkan kondisi finansial lembaga tersebut pada 2025 kembali mengalami defisit. Kondisi ini terjadi lantaran tingginya shopping danasiwa dan program pendidikan dibandingkan dengan pendapatan nan diperoleh dari hasil pengelolaan biaya abadi.

Pelaksana Tugas Direktur Utama LPDP Sudarto menjelaskan hingga 30 September 2025, pendapatan LPDP tercatat sebesar Rp 6,82 triliun. Sementara total shopping mencapai Rp 7,46 triliun. “Mulai tahun 2023 dan 2024, shopping LPDP lebih tinggi dibandingkan pendapatannya,” ujar Sudarto dalam media gathering di Bogor, Jawa Barat, Kamis, 9 Oktober 2025.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Dalam dua tahun terakhir, kata Sudarto, LPDP memang mencatatkan tren defisit. Pada 2024 pendapatan LPDP sebesar Rp10,95 triliun dengan shopping Rp 11,86 triliun. Sedangkan pada 2023 pendapatan mencapai Rp 9,33 triliun dan shopping Rp 9,85 triliun.

Ia mengatakan kondisi surplus finansial LPDP pernah terjadi pada rentang 2020–2022. Misalnya pada 2022 pendapatan LPDP mencapai Rp 6,39 triliun dan shopping Rp 4,93 triliun.

Meski defisit, Sudarto memastikan kondisi finansial LPDP tetap kondusif lantaran saldo biaya kekal nan terus meningkat. Hingga akhir September 2025, kata dia, total biaya kekal LPDP mencapai Rp154,11 triliun nan terdiri dari Dana Abadi Pendidikan (DAP) sebesar Rp 126,12 triliun, Dana Abadi Penelitian (DAPL) Rp 12,99 triliun, Dana Abadi Perguruan Tinggi (DAPT) Rp 10 triliun dan Dana Abadi Kebudayaan (DAKB) Rp5 triliun. “Dana kekal pendidikan kemungkinan bakal defisit tahun ini, tetapi tetap bisa ditutup dengan sisa hasil tahun-tahun sebelumnya,” kata Sudarto.

Ia mengatakan defisit ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah penerima danasiwa LPDP (awardee) dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah sempat menambah jumlah penerima untuk meningkatkan nomor partisipasi pendidikan tinggi di Indonesia.

“Tahun 2023 jumlah awardee sekitar 9.000 orang, tahun 2024 sekitar 8.000 orang lantaran banyak nan tetap menjalani studi. Tahun ini kami hanya menerima sekitar 4.000 penerima baru. Mudah-mudahan tahun 2027 situasinya bisa kembali normal,” ujarnya.

Untuk tahun 2025 dan 2026, pemerintah menargetkan penerima danasiwa LPDP masing-masing sebanyak 4.000 orang alias lebih sedikit dibandingkan 2024 (8.592 orang) dan 2023 (9.358 orang).

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis