DIREKTUR Keuangan dan Unit Syariah PT Bank Permata Tbk Rudy Basyir Ahmad mengatakan perseroannya menjalin kerja sama dengan Bangkok Bank untuk melaksanakan pembiayaan. Saat ini, Pertama Bank dan Bangkok Bank sedang mendalami ekosistem pengguna di masing-masing negara.
“Permata Bank terus menjalin kerjasama nan cukup kuat sebagai bagian dari strategi Bank untuk terus melakukan kerjasama dengan Bangkok Bank,” katanya dalam keterbukaan info di Bursa Efek Indonesia, Selasa, 7 Oktober 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Rudy mengatakan pendalaman ekosistem itu meliputi pembagian peran dalam peran pembiayaan. Misalnya, saat ada pengguna nan berekspansi di area Asia Tenggara alias ASEAN, Bangkok Bank bakal membiayai.
Sementara, jika pengguna nan mau berekspansi di area Indonesia, Permata Bank bakal memberikan pembiayaan. “Client-client dari Bangkok Bank nan mau melakukan ekspansi di Indonesia dapat me-leverage produk-produk maupun channel-channel Permata Bank,” ujarnya.
Permata Bank mencetak untung bersih sebesar Rp 3,6 triliun sepanjang 2024 dan pendapatan operasional sebelum provisi (PPOP) nan tumbuh sebesar 4 persen. Pencapaian ini ditopang oleh pengelolaan upaya nan menerapkan digitalisasi di operasional bank.
Permata Bank mencatatkan pertumbuhan rasio loan to deposit (LDR) sebesar 83 persen dibanding 2023 sebesar 75 persen. Total aset bank tumbuh sebesar 0,6 persen menjadi Rp259 triliun dibandingkan dengan periode nan sama tahun lalu. Dari sisi pendanaan, total simpanan pengguna tercatat sebesar Rp 185 triliun di tahun 2024, dengan rasio CASA di level 55 persen.
Permata Bank juga membukukan rasio Cost-to-Income (CIR) sebesar 50 persen di tahun 2024 dibandingkan dengan tahun 2023 sebesar 52 persen. Kondisi ini didukung oleh disiplin dalam penerapan manajemen biaya secara konsisten disertai penyesuaian langkah kerja digital nan lebih agile.