Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Prabowo Subianto meminta Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menyediakan sendok agar dapat digunakan para siswa penerima program Makan Bergizi Gratis.
Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna, di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (20/10) sore.
Prabowo juga meminta agar BGN dapat membikin prosedur penyelenggaraan MBG secara ketat dan menggunakan alat-alat terbaik. Menurutnya perihal itu diperlukan agar tidak ada lagi kasus keracunan makanan nan dialami para siswa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tekankan Kepala BGN dan jejeran untuk menghasilkan suatu prosedur tetap nan ketat, menggunakan alat-alat terbaik, untuk kita jamin kekurangan alias penyimpangan tidak terjadi," ujarnya.
Prabowo kemudian menyinggung kebiasaan makan anak-anak nan menggunakan tangan namalain tanpa support sendok. Ia lantas meminta pembimbing dan orang tua untuk membiasakan anak-anak mencuci tangan dengan bersih menggunakan sabun.
"Kita juga kudu yakinkan para guru-guru nan semua terlibat untuk mendidik anak-anak kita jika makan pakai tangan kudu cuci tangan dengan sebaik-baiknya. Di setiap sekolah kudu tersedia air nan bersih, juga dengan sabun," jelasnya.
"Kita kudu didik juga, nan namanya anak-anak sudah merasa dicuci tangannya. Kita sebagai pembimbing dan orang tua tidak boleh malas untuk mengingatkan," lanjutnya.
Di sisi lain, dia menilai saat ini BGN juga sudah kudu bisa menyediakan sendok untuk MBG. Menurutnya BGN tetap bisa untuk menganggarkan sendok sederhana di setiap kotak makan.
"Mungkin kita kudu sekarang, Kepala BGN, mungkin, sudahlah, dibagi aja sendok nan sederhana, tidak apa-apa. Saya kira sendok itu tidak terlalu mahal," jelasnya.
Lebih lanjut, Prabowo menyebut sejak program MBG diluncurkan pada 6 Januari 2025, hingga saat ini sudah 36,7 juta orang menerima MBG.
Ia tidak menampik andaikan dalam pelaksanaannya memang tetap terdapat kekurangan. Namun, dia menilai kekurangan seperti keracunan itu tetap dalam pemisah wajar.
"Kalau tidak salah, kekurangannya adalah katakanlah nomor nan sakit itu adalah mungkin sekitar 0,0007 nan berfaedah 99,99 persen berhasil," ujarnya.
"Dalam sepanjang upaya manusia nyaris tidak ada upaya manusia nan dilaksanakan selama 1 tahun dengan volume nan demikian besar, nan zero error, zero deffect. Sangat sulit," imbuhnya.
(tfq/isn)
[Gambas:Video CNN]