CHIEF Economist Permata Bank Josua Pardede memprediksi Bank Indonesia mempertimbangkan untuk memangkas suku kembang acuan bulan ini. Penetapan suku kembang diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur alias RDG BI 22-23 Oktober 2025.
“BI kami perkirakan bakal mempertimbangkan kembali memangkas BI rate sebesar 25 bps ke 4,50 persen,” kata Josua ketika dihubungi Tempo, Selasa, 21 Oktober 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Josua menyatakan alasannya adalah adanya kenaikan inflasi pada September 2025. “Terutama dari nilai pangan, sementara inflasi inti relatif stabil,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa di sisi permintaan, kepercayaan konsumen melemah sehingga dorongan ke nilai tetap terbatas. Selain itu likuiditas perbankan membaik sehingga transmisi penurunan suku kembang lebih lancar.
Namun, kata Josua, terdapat pula kemungkinan BI untuk menahan suku kembang untuk menghindari sinyal toleransi atas pelemahan rupiah serta menunggu hasil rapat nan diselenggarakan oleh komite pasar terbuka bank sentral Amerika alias Federal Open Market Committee (FOMC) pada 29 Oktober mendatang. “Apalagi ada jatuh tempo SRBI nan besar di Oktober-November. Namun, dengan tekanan pasar valas nan relatif terkendali meski ada arus keluar, ruang penurunan tetap terbuka,” kata Josua.
Sebelumnya, pada RDG BI 16-17 September 2025, bank sentral memutuskan untuk menurunkan suku kembang referensi sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen. Sedangkan suku kembang Deposit Facility turun 50 bps menjadi 3,75 persen dan suku kembang Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,50 persen. Ini merupakan penurunan suku kembang nan ke 6 kali sejak September 2024.
2 hari yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·