Evaluasi Setahun Pemerintahan Prabowo Subianto Menurut Aliansi Ekonom

Sedang Trending 2 hari yang lalu

ALIANSI Ekonom Indonesia (AEI) menilai arah ekonomi nasional belum menunjukkan perbaikan mendasar dalam satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka."Seperti kami sampaikan dalam Tujuh Desakan Darurat Ekonomi (7DDE), terdapat dua akar persoalan utama nan tetap melekat kuat: misalokasi sumber daya nan masif, serta rapuhnya lembaga penyelenggara negara akibat bentrok kepentingan dan tata kelola nan tidak amanah," demikian pernyataan resmi AEI, Senin, 20 Oktober 2025.

Menurut AEI, dua persoalan utama tersebut melahirkan kebijakan nan tidak efisien, melemahkan kapabilitas negara dalam melayani publik, dan menurunkan kepercayaan terhadap arah pembangunan ekonomi Indonesia.

Di tengah klaim stabilitas, fondasi ekonomi justru menunjukkan tanda-tanda keletihan struktural: produktivitas menurun, daya beli masyarakat melemah, kapasitas fiskal menyempit, dan kesenjangan melebar.AEI menilai koreksi mendasar terhadap kebijakan pemerintah absolut dilakukan andaikan visi Indonesia Emas 2045 nan selama ini digadang-gadang oleh Prabowo mau tercapai. AEI menyerukan agar pemerintah secepat mungkin menata ulang prioritas anggaran ke arah peningkatan kualitas pendidikan serta kesehatan dan perlindungan sosial nan lebih tepat sasaran, memulihkan independensi lembaga nan berkarakter teknokratis, memperkuat kapabilitas daerah, dan membatasi keterlibatan abdi negara militer dan kepolisian dalam ranah ekonomi dan sipil.Reformasi tata kelola seperti pengalokasian anggaran berbasis bukti, independensi institusi, pemberdayaan pemerintah daerah, disiplin ekonomi hijau, dan akuntabilitas kebijakan publik adalah syarat minimum andaikan visi Indonesia Emas 2045 mau betul-betul tercapai, demikian siaran pers AEI.

Dalam menghadapi kondisi darurat ekonomi ini pemerintahan Prabowo-Gibran mempunyai peran nan krusial dalam menentukan perjalanan bangsa Indonesia, menuju ke arah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia alias memperparah ketidakadilan sosial nan telah dirasakan oleh beragam lapisan masyarakat Indonesia.

AEI percaya bahwa tindakan koreksi sedini mungkin dan sifat kepemimpinan nan berani mengembalikan integritas kebijakan bakal menjadi warisan terbaik dari pemerintahan saat ini.

Adapun Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan ekonomi Indonesia tetap tumbuh di tengah ketidakpastian global. Airlangga menyoroti Dana Moneter Internasional (IMF) nan meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 4,8 persen menjadi 4,9 persen pada tahun ini.

“IMF menyatakan di tengah ketidakpastian global, Indonesia merupakan bright spot. Jadi Indonesia adalah terang dibandingkan beragam negara lain dalam ketidakpastian dengan pertumbuhan rata-rata di atas 5 persen dalam tujuh tahun terakhir,” kata Airlangga dalam aktivitas Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2025.

Airlangga pun memaparkan sejumlah parameter makroekonomi selama satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Pertama, dia menyampaikan bahwa inflasi tetap terjaga di level 2,65 persen. Menurut dia, tingkat inflasi ini lebih rendah dibandingkan negara lainnya. Airlangga juga menyatakan pemerintah sukses menjaga defisit anggaran pendapatan dan shopping negara (APBN) di bawah pemisah 3 persen.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu juga menyatakan rasio utang Indonesia paling rendah di antara negara G20, ialah di bawah 40 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). “Kemudian, ranking angsuran sovereign rating rata-rata tetap investment grade, baik itu dari Fitch, dari S&P, dan seluruhnya outlook-nya stabil,” kata Airlangga.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis