PENUTUPAN pemerintah alias government shutdown di Amerika Serikat telah memasuki hari ke-20 pada Senin, 20 Oktober 2025. Shutdown nan terjadi berakibat pada proses negosiasi tarif antara Indonesia dengan AS.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan perundingan ditargetkan rampung akhir tahun “Deadline tahun ini, bulannya Desember,” ucapnya di instansi Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Senin, 20 Oktober 2025.
Airlangga menyatakan saat ini negosiasi sedang dalam tahap penyusunan arsip hukum. Shutdown yang terjadi membikin lobi nan berjalan memerlukan waktu lebih lama. “Negosiasi sedang bicara kami bakal terus bicara detail, lantaran sekarang tahapannya adalah legal drafting. Tentu ini bakal memerlukan waktu," ujarnya.
Selama ini komunikasi bilateral dilakukan secara daring. Tim negosiasi berkompromi melalui Zoom. Shutdown di Amerika sempat membikin negosiasi terhenti sementara.
Pemerintah AS berakhir beraksi alias mengalami shutdown sejak Rabu, 1 Oktober 2025. Operasional disetop sementara setelah Kongres alias lembaga legislatif AS kandas menyetujui undang-undang alokasi anggaran shopping federal sebelum tahun fiskal baru dimulai. Sejumlah jasa publik di negara tersebut pun terhenti.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto memaparkan negosiasi tetap terus dilakukan. Pembahasan bakal terus bersambung di tingkat teknis melibatkan kementerian dan lembaga terkait.
Sebab, kata dia, tetap ada poin-poin perjanjian nan perlu didetailkan. Haryo berambisi keadaan ini tak berlarut dan memengaruhi finalisasi perundingan. “Kami berambisi kondisi politik dalam negeri AS segera selesai dan tidak menghalang penyelesaian negosiasi,” ucapnya.
Pada Juli lampau Presiden Donald Trump mengumumkan pengenaan tarif impor sebesar 19 persen atas produk-produk asal Tanah Air nan masuk ke AS. Namun pemerintah Indonesia sampai saat ini tetap melobi penurunan tarif hingga nol persen untuk beberapa komoditas seperti minyak sawit mentah, kakao, kopi dan karet.