PEMBANGUNAN jalur Pantai Selatan (Pansela) alias Jalur Lintas Selatan (JLS) di Kabupaten Banyuwangi tetap menyisakan 14,1 kilometer dari total 100 kilometer nan membentang dari pemisah Jember - Jalan Nasional Pelabuhan Ketapang. Persoalan teknis dan kebijakan salah satunya mengenai pelepasan aset pada lahan nan dilewati JLS menjadi hambatan percepatan pembangunan proyek strategis nasional itu.
Berdasarkan info nan diperoleh Tempo, dari sisa jalan nan belum terbangun sepanjang 14,1 kilometer itu, rinciannya melewati area rimba KPH Banyuwangi Selatan sepanjang 6,27 kilometer serta area perkebunan Selogiri dan Malangsari PTPN I Regional 5, sepanjang 7,83 kilometer.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Dalam rangka percepatan pembangunan jalan lintas selatan ini, Badan Pemeriksa Keuangan datang ke Banyuwangi untuk mempertemukan beberapa pihak agar proyek strategis nasional itu bisa segera dilanjutkan. BPK hendak mendorong percepatan pembangunannya melalui rapat koordinasi nan digelar pada akhir pekan kemarin di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi.
Rakor pembangunan Pansela itu langsung dikawal Pimpinan Pemeriksaan Keuangan Negara VII Slamet Edy Purnomo, Pimpinan Pemeriksaan Keuangan Negara III Akhansul Khaq dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. Sejumlah peserta rakor lain nan ikut datang antara lain Plt. Dirut Perhutani Natalas Anis Harjanto, Dirjen Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan Kementerian ATR/BPN Embun Sari, Direktur Pengembangan Usaha PT. Jasa Marga M. Agus Setiawan serta Kepala Divisi SPI PT. Perkebunan Nusantara III Herry Nurudin.
"Pertemuan ini mengenai dengan percepatan percepatan penyelesaian jalur Pansela mengingat sudah cukup lama proyek ini terhenti," ujar Anggota VII BPK Slamet Edy Purnomo dalam keterangan resmi nan diterima Tempo, Senin, 27 Oktober 2025.
Edy mengatakan Pansela ini termasuk Program Strategis Nasional (PSN). "Karenanya kami dari BPK dalam posisi turut mendukung dengan memfasilitasi pertemuan ini agar PSN segera terwujud dan agenda pembangunan nasional bisa kita jalankan dengan baik," terangnya.
Edy menyatakan jalur lintas selatan (JLS) merupakan PSN nan kudu segera direalisasikan lantaran ini berfaedah ekonomi besar dan berakibat pada lancarnya jalur pengedaran di jalur selatan. "Banyuwangi juga mempunyai potensi ekonomi nan sangat banyak seperti kelautan dan pertanian dan pariwisata nan perlu untuk terus didorong dengan prasarana nan baik, salah satunya dengan connecting prasarana darat lewat JLS Pansela," kata Edy.
Edy menjelaskan ada beberapa hambatan nan belum terpecahkan dalam rangka pembangunan JLS di ruas Banyuwangi-Jember, ialah soal proses pelepasan aset pada lahan nan dilewati JLS. "Bukan perihal nan mudah lantaran melibatkan banyak pihak. Namun, lantaran proyek ini sudah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN), maka semestinya tidak ada lagi ego sektoral. Kita kudu melepas ego sektoral dan berfokus pada kepentingan nasional," ujarnya.
Dalam pertemuan itu, pihak-pihak nan terlibat telah sepakat dan sejalan agar proyek tersebut bisa kembali terlaksana. Ia berambisi hasil pertemuan bisa ditindaklanjuti dengan tindakan di lapangan. "Alhamdulillah, dalam pertemuan hari ini nan dihadiri beragam pihak sudah ditemukan solusi bersama. Mudah-mudahan, percepatan pembangunan Pansela bisa segera dilakukan," tutur Edy.
Anggaran pembangunan JLS ruas Banyuwangi-Jember telah disiapkan oleh pemerintah pusat. Perhitungan sementara, anggaran nan dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek itu mencapai Rp 47,1 miliar. "Target penyelenggaraan kelak bakal merujuk pada agenda dari Kementerian PUPR. Mereka bakal membentuk tim percepatan nan berkoordinasi dengan Perhutani, Pemda, dan PTPN," tutur Edy.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berambisi dorongan dan support dari BPK bisa mempercepat realisasi pembangunan JLS tahap kedua. Kehadiran JLS bakal meningkatkan ekonomi, wisata, program-program pemerintah pusat. Termasuk program ketahanan pangan. "Terima kasih atas support untuk pembangunan JLS. Semoga bisa segera terealisasi lantaran itu bakal berakibat positif bagi masyarakat," kata Ipuk.
DAVID PRIYASIDHARTA
3 jam yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·